Anda mungkin sudah terbiasa menikmati perjalanan sendiri. Namun tak ada salahnya, Anda yang telah berpasangan juga menyisihkan waktu berwisata berdua dengan suami atau istri tercinta.
Begitu ungkap Suluh Pratitasari, yang lebih dikenal dengan Matatita atau Tita, backpacker dan penulis sejumlah buku traveling. “Kebetulan suami suka motret, jadi kalau lagi jalan sama suami, dijamin pulang traveling saya punya banyak foto narsis. Sementara kalau jalan sendiri, harus mengandalkan selftimer,” kilahnya sambil tertawa.
Namun traveling berdua pasangan hidup juga perlu strategi. Jangan sampai perjalanan itu malah menjadi sumber pertengkaran. Tita membagi pengalamannya traveling bersama sang suami, Eduardo A. Wibowo.
Memilih destinasi. Pasangan Anda boleh jadi tak begitu hobi traveling, seperti suami Tita yang lebih suka berkutat di depan komputer. Tetapi pasti ada satu hal yang sama-sama Anda sukai. Jadi biar acara jalan-jalan seru dan kompak, pastikan destinasi yang dipilih meliputi kesukaan Anda berdua. Misalnya, jika sama-sama menyukai sejarah dan budaya, jelajahi candi-candi atau daerah yang sarat unsur budaya.
Mencari waktu pas. Traveling lah selagi Anda dan pasangan tidak banyak pekerjaan di kantor. Anda tentu tak mau perjalanan jadi berantakan karena mendadak ada telepon penting dari kantor pasangan Anda karena ada pekerjaan yang harus segera dia selesaikan.
Menggali referensi sebanyak mungkin. Sebelum berangkat, biasakan diri Anda dan pasangan mencari info apa pun seputar destinasi yang dituju, entah lewat internet maupun buku panduan wisata. “Jadi kita nggak tergantung satu sama lain. Ketika tak ada ide mau ke mana lagi, kita masing-masing sudah siap dengan banyak referensi, saling memberi usul tempat yang bisa dikunjungi,” tambah Tita.
Menentukan tempat menginap. “Meski tetap mencari yang murah, tetapi biasanya kami memprioritaskan kenyamanan akomodasi. Ibaratnya, nih, kalau jalan sendiri mau tidur di mana pun dengan kondisi apa pun tak masalah, tetapi kalau bareng suami, sebaiknya pilih akomodasi yang eksotis, etnik, unik, tetapi tetap masuk di budget,” saran Tita.
Memvariasikan kegiatan. Kalau memang minat kegiatan Anda dan pasangan berbeda, jangan dipaksakan selalu bersama. Bukannya senang, pasangan Anda malah bisa cemberut menunggui Anda yang keasyikan memotret. “Mending tinggalin aja, deh. Baru malam hari, biasanya kami spending time together,” kata Tita. “Cari tempat dinner yang nyaman supaya bisa cerita tentang apa aja yang kami temui saat jalan-jalan sendiri, juga memamerkan foto-foto yang berhasil kami rekam di kamera masing-masing.”
Selamat menikmati liburan! (Imelda Suryaningsih)
Sumber tulisan dari Majalah RDI edisi 2012, foto dalam blog ini koleki pribadi Matatita.
Begitu ungkap Suluh Pratitasari, yang lebih dikenal dengan Matatita atau Tita, backpacker dan penulis sejumlah buku traveling. “Kebetulan suami suka motret, jadi kalau lagi jalan sama suami, dijamin pulang traveling saya punya banyak foto narsis. Sementara kalau jalan sendiri, harus mengandalkan selftimer,” kilahnya sambil tertawa.
Namun traveling berdua pasangan hidup juga perlu strategi. Jangan sampai perjalanan itu malah menjadi sumber pertengkaran. Tita membagi pengalamannya traveling bersama sang suami, Eduardo A. Wibowo.
Memilih destinasi. Pasangan Anda boleh jadi tak begitu hobi traveling, seperti suami Tita yang lebih suka berkutat di depan komputer. Tetapi pasti ada satu hal yang sama-sama Anda sukai. Jadi biar acara jalan-jalan seru dan kompak, pastikan destinasi yang dipilih meliputi kesukaan Anda berdua. Misalnya, jika sama-sama menyukai sejarah dan budaya, jelajahi candi-candi atau daerah yang sarat unsur budaya.
Mencari waktu pas. Traveling lah selagi Anda dan pasangan tidak banyak pekerjaan di kantor. Anda tentu tak mau perjalanan jadi berantakan karena mendadak ada telepon penting dari kantor pasangan Anda karena ada pekerjaan yang harus segera dia selesaikan.
Menggali referensi sebanyak mungkin. Sebelum berangkat, biasakan diri Anda dan pasangan mencari info apa pun seputar destinasi yang dituju, entah lewat internet maupun buku panduan wisata. “Jadi kita nggak tergantung satu sama lain. Ketika tak ada ide mau ke mana lagi, kita masing-masing sudah siap dengan banyak referensi, saling memberi usul tempat yang bisa dikunjungi,” tambah Tita.
Menentukan tempat menginap. “Meski tetap mencari yang murah, tetapi biasanya kami memprioritaskan kenyamanan akomodasi. Ibaratnya, nih, kalau jalan sendiri mau tidur di mana pun dengan kondisi apa pun tak masalah, tetapi kalau bareng suami, sebaiknya pilih akomodasi yang eksotis, etnik, unik, tetapi tetap masuk di budget,” saran Tita.
Memvariasikan kegiatan. Kalau memang minat kegiatan Anda dan pasangan berbeda, jangan dipaksakan selalu bersama. Bukannya senang, pasangan Anda malah bisa cemberut menunggui Anda yang keasyikan memotret. “Mending tinggalin aja, deh. Baru malam hari, biasanya kami spending time together,” kata Tita. “Cari tempat dinner yang nyaman supaya bisa cerita tentang apa aja yang kami temui saat jalan-jalan sendiri, juga memamerkan foto-foto yang berhasil kami rekam di kamera masing-masing.”
Selamat menikmati liburan! (Imelda Suryaningsih)
Sumber tulisan dari Majalah RDI edisi 2012, foto dalam blog ini koleki pribadi Matatita.
No comments:
Post a Comment