“Jangan naik taksi di London kalau nggak mau jadi kere.” Kalimat itu disampaikan hampir sebagian teman yang saya pernah berkunjung atau tinggal di London. Taksi memang merupakan alat trasnportasi termahal di Inggris. Apalagi buat traveler asal Indonesia yang nilai kurs rupiahnya terasa jatuh banget jika disandingkan dengan poundsterling.
Tapi siapa sangka jika ternyata saya terpaksa naik taksi dari London ke Heathrow airport yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 40 menit dan harus membayar kurang lebih 600 ribu jika dirupiahkan pada tahun 2007. Ini gara-gara Dewi, teman jalan saya, tersesat di Tower Bridge dan kami sempat kucing-kucingan sementara harus segera ke airport untuk kembali ke Indonesia. Karena nggak mau mengambil resiko bakal ditinggal pesawat dan itu berarti kami bakal butuh uang lebih banyak untuk biaya hidup tambahan di London, akhirnya saya memutuskan untuk “meningalkannya”, kembali ke hotel mengambil bagasi kami di loker. Lalu saya SMS ke Dewi menyuruhnya langsung ke airport meski saat itu saya bener-bener nggak tahu posisinya ada di mana.
Dari hostel tempat kami menginap di Camden, saya terpaksa menyewa taksi meskipun sebenarnya stasiun tube nggak seberapa jauh dari hostel. Masalahnya saya kan harus bawa bagasi milik Dewi juga. Nggak sanggup banget jika harus naik turun tanggal stasiun tube dengan 2 kopor dan 2 ransel besar.
Saya minta bantuan resepsionis untuk menelponkan taksi. Setelah terhubung, resepsionis memberikan gagang telpon ke saya untuk bernegosiasi sendiri dengan driver. Tarif taksi yang saya sewa dari hostel itu ternyata bukan tarif resmi, tapi jatuhnya lebih murah karena menggunakan mobil pribadi bukan city cab resmi. Sebenarnya agak deg-degan juga naik taksi gelap (sopir taksinya pun berkulit gelap karena migrant asal Afrika). Buat antisipasi, saya sempat mencatat plat nomornya dan kemudian saya kirimkan via SMS ke suwami yang ada beribu mil di Jogja. Hehe…!
Oh ya, tetapi saya juga pernah mencicip naik black cab saat di Leeds. Kali ini yang bayarin sang host alias tuan rumah, yaitu dari terminal Leeds ke rumah Ima di Sevile Road. Jaraknya nggak terlalu jauh, sekitar 10 menit saja waktu tempuhnya.
Ternyata beda loh, naik black cab yang bentuknya mungil dan mengingatkan saya pada Mr. Bean itu. Beda dengan kalau kita naik taksi-taksi di Indonesia atau di Singapura. Bedanya, di belakang kursi sopir dibatasi oleh kaca bening sehingga di dalam mobil imut ini terdapat dua ruang yang terpisah, yaitu ruangan driver dan ruangan penumpang. Memang sih, belum semua city cab sudah dipasangi partisi kaca seperti ini. Konon, ini demi keamanan si sopir, supaya tidak terjadi tindak kejahatan yang dilakukan oleh penumpang taksi. Tapi barangkali juga demi privasi penumpang. Dengan adanya partisi berupa kaca, obrolan penumpang nggak terdengar oleh driver.
Untuk komunikasi antara driver dengan penumpang dilakukan lewat mikrofon yang terpasang di kabin. Saat kami bertiga lagi seru-serunya ngobrol, tiba-tiba terdengar suara driver yang menanyakan arah tujuan kami lewat speaker kecil yang tersedia. Lalu dengan segera Ima menjawab sambil mendekatkan mulutnya kea rah speaker tersebut. Lucu juga ya.
Tarif Resmi Taksi di London (sumber dari Transport for London)
Distance | Approx | Monday to Friday | Monday to Friday | Every night |
1 mile | 5 - 12 mins | £4.60 - £8.40 | £5.00 - £8.60 | £5.20 - £8.60 |
2 miles | 8 - 15 mins | £7.20 - £11.20 | £7.20 - £11.20 | £8.00 - £12.40 |
4 miles | 15 - 30 mins | £11 - £19 | £13 - £19 | £15 - £23 |
6 miles | 20 - 40 mins | £17 - £28 | £19 - £28 | £24 - £34 |
Between Heathrow | 30 - 60 mins | £43 - £75 | £43 - £75 | £43 - £75 |
*) Tarif minimum £2.20
note: image black cab dicomot dari sini
No comments:
Post a Comment