“I’m a Going Native Traveller who love to travel to visit exotic places, meet the locals, and experience different cultures.”
~ Matatita ~
Pernahkah Anda membayangkan rasanya diangkat anak secara tradisional oleh keluarga Dayak? Atau bagaimana sih asyiknya tinggal di rumah Suku Newari, Nepal, di sebuah kawasan yang masuk ke dalam UNESCO WOrld Heritage? Masih Kurang? Matatita juga membocorkan sejumlah tip seru berburu tiket murah, bahkan akomodasi superngirit!
Buku ini selain membawa kita bertualang ke tempat-tempat eksotis, sekaligus mengajak kita menghargai keragaman budaya di muka bumi ini. Dikemas dalam bahasa yang ringan, buku ini layak dibaca oleh siapa pun yang ingin memiliki perjalanan wisata penuh kesan.
*******
MATATITA merupakan internet nickname dari Suluh Pratitasari.Wanita kelahiran Yogyakarta, 13 Oktober ini mulai tertarik dengan kegiatan wisata budaya sejak kanak-kanak karena ayahnya sering mengajaknya ke museum, galeri dan Candi Prambanan. ia juga penonton setia acara “Taman Bhinneka Tunggal Ika” di TVRi era tahun 80-an. Selepas SMA, Tita ngotot bisa kuliah di jurusan Antropologi demi menyalurkan hasratnya mengeksplorasi berbagai kebudayaan dan menulis etnografi dengan gaya ngepop.
Sebelum kisa perjalanan ini diterbitkan, Tita sudah rutin menulis artikel wisata budaya di buletin yang dikelolanya. “Artikel wisata memaksa saya hanya melulu menulis keindahan,”katanya. Baginya, menulis catatan perjalanan secara personal (traveloque) ini terasa lebih memuaskan karena ditulis dengan jujur dan tanpa pretensi untuk mempromosikan destinasi tertentu.
Selain menulis artikel wisata budaya, Tita juga gemar menulis cerpen.Bahkan, semasa remaja tulisannya sering dimuat di majalah remaja ibukota seperti HAI, Gadis, Aneka, dan MODE pada era tahun 90-an.
Kini, sehari-hari ia mengelola bisnis UKM (Usaha Kecil Menyenangkan) yang bergerak di bidang kreatif di Yogyakarta.
*******
This book is a journal of the author journey from Jogjakarta to Nepal
“….matatita describes more about culture and local people, perhaps because her background is an anthropologist, therefore we find a lot of info on Dayak people, Asmat culture, and even Jogja with its people and culture as the author hometown.”
Tjut Riana
“Selama ini tak banyak buku kisah perjalanan yang mengungkapkan budaya setempat. Untuk itu saya mencoba menuliskannya…”
Sinar Harapan, 18 Agustus 2009
Banyak orang yang telah bepergian ke berbagai penjuru tanah air maupun ke pelosok dunia. Tapi sedikit yang menuangkannya dalam tulisan. Sudah ada yang menuliskan kisah perjalanannya, tapi sedikit yang merangkainya dalam pendekatan budaya. Matatita melakukannya.
ERWAN WIDYARTO, Radar Jogja Minggu, 9 Agustus 2009
No comments:
Post a Comment